welcome to my life :)...

Kamis, 08 November 2012

taste of life!!

Sampai saat ini pun, semangat kuliah masih naik turun (saking labilnya), gak tau apa karena study yang sedang saya jalani ini belum sejalan dengan pola pikir saya (lost of glory days), atau karena otak saya yang telah lapuk karena kekecewaan berada di sini. Apalagi setelah nilai semester II kemarin mulai menampakan diri satupersatu, yang membuat semakin enggan untuk melihat penampakan selanjutnya (sia-sia semua semester II kemarin). Jika dibandingkan dengan entry semester I jauh bagai langit dan bumi, entah mengapa aku terlalu bosan dengan nilai yang untuk apa selama ini (mulai dari manisnya TK dan SD, trus asin dan gurihnya SMP dan SMA) *serta asam dan pahitnya masa kuliah ,tapi ternyata untuk menggapai dahan pohonpun tidak bisa apalagi menggapai bintangku yang kuharapkan, kalau toh akhirnya aku tau bakal berada di tempat yang tidak pernah ku inginkan. Perjalanan masih panjang yaa tapi hanya perjalanan semu yang tak akan pernah aku simpan dalam memori dan tak akan pernah ingin ku ingat di masa depan. Aku tak tahu setelah ini apa aku harus mengubah atau membanting stir mimpiku atau aku harus tetap mengegas kendali mimpiku untuk dapat kembali ke jalan yang kuharapkan selama ini.
Yang bisa ku lakukan hanya melakukan yang terbaik bagi ilmu yang ku dapat hari ini untuk dapat bermanfaat bagi diriku dan orang lain.
~Doa'kan saja yang terbaik :'(


Sabtu, 03 November 2012

whistling kettle



nama : rigoletto (dari kotaknya)
jenis kelamin : alcor (aluminium color)
tempat tanggal lahir : baturaja (tempat belinya), setahun yang lalu (lupa tepatny tanggal berapa)


dibilang jadul (jaman dulu) enggak juga sih soalnya  baru setaun yang lalu belinya tepatnya waktu mulai bangku perkuliahan (cielaa yang udah mahasiswa nie wkwkwk) 
berawal dari males yang namanya minum air galon yang kita gak tau kebersihannya (namanya juga anak farmasi xixixi ;p) jadi sempet bingung juga dibuatnya, dan akhirnya dibeliin si imut whistling kettle yang pandai bicara sendiri kalau udah ngerasa dirinya overcooked (pinter banget sih si imut yang atu nie). 
waktu baru beli kmarin sih warna biru tapi sekarang diliat-liat udah mulai kabur bro (semoga bisa bertahan ampe gue tamat kuliah). soal warna sih no problem yang penting bisa digunain buat menunjang berlangsungnya proses kehidupan sehari-hari (penting banget ya kayaknya ntu whistling kettle buat gue) bukan penting lagi frend tapi udah kayak bayanganku yang gak bisa dipisahin tanpa dia kagak bisa minum ane bray :D (dimana ada dia ada ane juga). kapasitanya sih gak banyak-banyak amat cukuplah buat minum ane sehari, jadi kudu tiap hari ane nggunain si imut ini. makasih yaa my whistling kettle udah nemenin ane kurang lebih atu tahun nie, miss you :* hhe :D

Kamis, 01 November 2012

01:00

kangen juga ternyata sama produk sampah elite ku d blog ini wkwkwk :p akhir-akhir ini hidupku nyaris mederita karena yang namanya kuis+diktat "fuihhh"

hari ini di campus abis selesai kuis mikro ituuu rasaaanya meluncur bareng paus akrobatis menuju rasi bintang paling manis (promot kalee), yaa walaupun sebelumnya sempat stress (lebay deh) akibat kuis yang ditunda-tunda pas hari Hnya. planning pertama abis pulang dari campus sii ngerjain yang namanya TUGAS farmakologi soalnya sii cuma 40 tapii jawabannya ee buhset satu soal aja udah satu lembar double folio (kebayangkan banyaknya) yaa masalah tinggal tulis sii gak terlalu parah yaa tapii the problem is cari jawabannya itu gak bole searching om google dan teman-temannya alias kudu nyari d buku aslii plus halamanya juga dicantumin referensinya, "waduh" bikin galau anak muda aja ni tugas, dann akhirnya alhamdulillah terereng (efek bintang-bintang) bantuan Allah pun datang xixixi #dapet pinjeman buku yang tebelnya hampir 2kali lipat farmakope ~subhanalaah indahnya buku :D , tapi udah time to sleep --> tetep aja sebagai seorang mahasiswa tugas ya tugas ga ada yang namanya toleransi dengan kondisi mata yang udah 5watt ini (:D parahan mata daripada lampu), ya diusahain dulu la cari jawabanya seraya menghabiskan efek n*scafe mochaccino yang menambah daya watt untuk mataku (hhe first time to try) dan sampe jarum jam menari-nari di angka 01:00 pun nihil,  wuaaaaa :'( udah buku setinggi  awan gini juga masih kurang buat referensi kayaknya dibutuhkan referensi yang setinggi tata surya deh (mungkin lebih) :'(( lanjutin besok aja yaa soal yang manis :D #rencana istirahat gagal total 
 keep fight for tomorrow!! deadline!!


 

 


life must go on girl..

Be happy and work hard. You are still young. Life is still full of possibilities

dear god..
"put your trust on Allah and believe Allah always on my ways~show me the way god"
" believe that his plans are better than my dreams"
"in all moment praise Allah"
~crestfallen when i remember mine..~

STOP thinking about your dreams girls, any else, your hobby + your respect + your ambition + your spirit + your beauty design + your wish + your shine + your sun + your fav..

live must go on, seberat apapun itu Allah tau mana yang terbaik buat hambanya, proses, It's just a matter of time, sure i can!!

saat titik-titik harapan mulai redup dihalangi oleh keadaan, tawakal adalah jalan terbaik, dibumbui dengan keikhlasan karena Allah dan mereka serta dimatangkan oleh suatu proses pendewasaan bahwa hidup ini bagai hukum di pengadilan, sekuat apapun kita namun keputusan tetap berada di tangan hakim, tak selamanya yang kita inginkan selalu bisa kita dapatkan, hanya dengan kegelapanlah kita dapat melihat bintang-bintang.


Senin, 10 September 2012

"Jika aku dipercayakan byk tantangan, itu krn aku diciptakan lebih kuat dari yg lain. Terima kasih Tuhan, aku ttp bersyukur atas hidupku"

" Tuhan, Kaulah yg mendengar semua doa, mengerti tiap keluhan, dan bersedia menghapus airmata ketika masalah mulai terasa sangat berat :') "

Minggu, 22 Juli 2012

Pharmacist: a Good Designer!



 



 

Pharmacist: a Good Designer!
When you are taking medicine, have you ever thought…

“How can this medicine take away my pain?”

Or

“Why are there so many forms of Medicine: tablet, capsule, syrup, injection, suppository, and so on?”

Or the aesthetic question such as:

“These 2 medicines have the same active ingredient, Paracetamol. Why this one is red yet the other one is not?”

And then the biggest question is…

“How does the Pharmacist do it? How does the Pharmacist know whether it is better to make tablets instead of syrup?”

Here the story goes.. (I’ll make it simple!)

Pembuatan suatu sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, supositoria, dan lainnya.red) merupakan suatu proses kompleks yang panjang. Terdiri dari berbagai tahapan yang memerlukan kemampuan dan keahlian dari seorang farmasis. Kali ini, saya akan membagi pembuatan sediaan obat ke dalam 2 jenis:
Sediaan obat dari zat aktif baru (contohnya seperti obat HIV yang baru di-approve oleh FDA3 (http://www.medscape.com/viewarticle/743129)
Sediaan obat dari zat aktif yang sudah ada (contohnya seperti berbagai jenis sediaan obat dengan zat aktif parasetamol, aspirin, atau amoksisilin)

Untuk pembuatan sediaan obat jenis pertama, sudah tentu tahapannya lebih panjang, karena diawali dengan penemuan suatu zat baru yang berguna untuk dijadikan obat. Tahapan penemuan zat obat ini biasa disebut tahapan desain obat (drug design.red). Dosen saya berkata, drug research is the search for a needle in a haystack. Kenapa? Hal ini karena begitu banyak senyawa di dunia ini, yang untuk  kemudian dikembangkan menjadi suatu obat, senyawa tersebut harus sangat sesuai. Nah, pencarian senyawa yang sesuai inilah yang kemudian menjadi sangat sulit.

Beruntung para ilmuwan farmasis masa kini, tahapan desain obat ini dapat dibantu dengan berbagai software yang dapat memprediksi sifat – sifat suatu senyawa. Dalam memprediksi sifat – sifat senyawa ini, tentunya dibutuhkan kemampuan yang handal di bidang kimia medisinal, hingga pada akhirnya dapat ditemukan beberapa senyawa yang potensial untuk disintesis dan prospektif dikembangkan menjadi sediaan obat.

Ratusan tahun yang lalu, aspirin ditemukan oleh ilmuwan sebagai obat pereda nyeri. Sejarah penemuan zat aspirin ini diawali dengan penggunaan kulit batang pohon willow (Salix L.) yang terbukti secara empiris (berdasarkan kebiasaan.red) dapat mengobati sakit kepala, demam, dan nyeri. Kulit batang pohon tersebut kemudian diteliti kandungan senyawa kimia-nya (dapat dibayangkan betapa banyaknya senyawa yang dikandung), hingga akhirnya diketahui ada zat bernama salicyn yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi asam asetilsalisilat yang lebih dikenal sebagai aspirin1.

Nah, mari kita fast forward ceritanya…

Setelah zat obat ditemukan, apa lagi yang dilakukan farmasis? And once again I’ll make it simple

Zat obat yang ditemukan kemudian kita sebut sebagai zat aktif. Ada tahap yang dinamakan uji pra klinik, uji ini dilakukan terhadap hewan uji. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data toksisitas akut (dosis yang menyebabkan keracunan.red), data ada atau tidaknya kemungkinan kerusakan organ, efek karsinogenik (menginduksi kanker.red), efek mutagenik (menyebabkan mutasi gen.red), dan juga efek teratogenik (kecacatan pada bayi dalam kandungan.red).  Jika dalam pengujian pra klinik obat ini terbukti aman dan didukung berbagai data yang memenuhi persyaratan, barulah kemudian dilakukan uji klinik. Uji klinik ini terdiri dari 4 tahap, 3 tahap sebelum registrasi obat, dan 1 tahap saat obat telah dipasarkan. Penjelasan tiap tahapannya bisa dilihat disini: clinical trial2 (http://clinicalresearch.nih.gov/how.html). Dalam tahapan ini, farmasis juga berperan untuk mendesain, yaitu mendesain rencana dan metodenya.

Lanjut… Kita langsung saja kepada bagian ketika zat aktif ini telah diketahui rentang dosis dan berbagai data farmakologi, serta toksikologinya.

Zat aktif ini kemudian akan dijadikan sediaan obat. Untuk membuat suatu sediaan obat tentunya diperlukan desain yang paling sesuai untuk setiap jenis zat aktif. Hal ini dipengaruhi sifat fisikokimia dari zat aktif tersebut. Sifat fisikokimia ini diantaranya: kelarutan (seperti halnya gula yang dapat larut di air; zat aktif juga memiliki karakteristik masing – masing, ada yang larut di air, ada yang larutnya di alkohol; dan lain sebagainya.red); pH; bentuk kristal; inkompatibilitas (interaksi zat aktif dengan zat lain yang menimbulkan efek tidak diinginkan terhadap zat aktif.red) dan stabilitas. Data – data fisikokimia ini diperhitungkan dalam pemilihan bahan tambahan pada pembuatan sediaan obat. Data – data tersebut juga mempengaruhi pemilihan bentuk obat baik tablet, sirup, suspensi, emulsi, kapsul, dan yang lainnya. Selain pertimbangan sifat fisikokimia, pembuatan sediaan obat juga dipengaruhi dengan pertimbangan pasien (untuk siapa sediaan tersebut digunakan: anak – anak? Dewasa? red). Penerapan data – data tersebut dalam mendesain sediaan obat contohnya adalah sebagai berikut:

Suatu zat aktif bernama ibuprofen, merupakan obat untuk meredakan nyeri (analgesik.red), demam (antipiretik), dan inflamasi. Zat ini memiliki sifat kelarutan yang buruk (zat ini sangat sulit dibuat larutan dalam air.red). Tentunya bisa saja zat obat ini dibuat tablet, tetapi obat ini akan ditujukan untuk anak – anak yang notabene lebih mudah menelan bentuk sediaan cair daripada bentuk padat.

Lantas bagaimana?

Disinilah kemampuan dan keahlian seorang farmasis sangat berperan. Sebuah sediaan akan didesain dalam bentuk cair dari zat aktif yang sukar larut.

Bagaimana caranya?

Beginilah kisi – kisi seorang farmasi mendesainnya. Kita semua tentunya tahu ada sebuah sistem yang bernama suspensi, suatu sistem dispersi 2 fasa yang terdiri dari fasa dalam dan fasa luar, dimana fasa dalamnya berbentuk padat dan fasa luarnya berbentuk cair. Sistem ini yang kita kenal adalah cat dan lumpur. Sistem ini juga dimanfaatkan dalam pembuatan sediaan obat, Dengan campur tangan pengetahuan farmasi, zat aktif yang sukar larut sekalipun dapat ditemukan dalam bentuk sediaan cair di pasaran.

Pembuatan sediaan obat ini tidak sesederhana itu, setelah bentuk sediaan ditentukan, sediaan obat ini didesain harus memenuhi berbagai spesifikasi yang telah ditetapkan, ibaratnya seperti suatu pabrik penghasil permen rasa strawberry, yang akan membuat permen kenyal berwarna merah. Tentunya pabrik permen ini memiliki suatu takaran yang pasti mengenai seberapa banyak pewarna yang akan diberikan dan berapa banyak essence strawberry yang akan ditambahkan. Secara sederhana begitu pula yang terjadi dalam membuat sediaan obat, sudah ada suatu takaran yang pasti untuk memastikan produk yang dihasilkan AMAN, BERMANFAAT, dan BERKUALITAS, yang membedakan adalah ketatnya peraturan yang berhubungan dengan obat dan juga efek obat yang dapat mempengaruhi fisiologi tubuh manusia.

Ketika sediaan obat yang dihasilkan telah memenuhi spesifikasi, tidak begitu saja sediaan obat ini dilepaskan ke pasaran. produk obat kemudian didaftarkan ke badan yang berwenang, di Indonesia tentunya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (Baca juga, “BPOM, polisinya obat). Setelah terdaftar barulah obat bisa dipasarkan. Sesampainya di pasaran, penggunaan sediaan obat terus dipantau (uji klinik tahap 4) melalui kegiatan yang disebut pharmacovigilance. Menurut WHO, pharmacovigilance ini merupakan sains dan suatu kegiatan yang berhubungan dengan deteksi, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping dan berbagai reaksi merugikan yang terkait karena penggunaan obat. Tujuan pharmacovigilance ini salah satunya adalah untuk meningkatkan pelayanan, kesehatan, dan kemanan masyarakat. Dalam masa pengujian ini pulalah bisa diketahui suatu obat harus ditarik dari peredaran karena efek samping merugikan yang sangat berbahaya.

Panjang kan perjalanan suatu obat hingga dapat digunakan dan diresepkan, serta mengobati berbagai macam penyakit? Tahapan yang panjang ini pada akhirnya juga berimbas pada harga obat (selain faktor – faktor yang pernah dipaparkan dalam artikel “How Do Pharmacists Price Patients Medication”. Ya, begitulah proses panjang dan kompleks penuh dengan perencanaan dan desain. Dimulai dengan desain senyawa obat yang levelnya molekular, desain bentuk sediaan obat, sampai desain penelitian penggunaan obat. Dari semua itu, here what I want to say…

“that’s why pharmacist should also be a good designer”!

REFERENSI:
http://inventors.about.com/library/inventors/blaspirin.htm tanggal akses 27 Mei 2011
http://clinicalresearch.nih.gov/how.html tanggal akses 29 Mei 2011
http://www.medscape.com/viewarticle/743129 tanggal akses 29 Mei 2011